Kamis, 27 Mei 2010

RESPONDENT CONDITIONING

Pengertian

Operant behavior dikontrol oleh konsekuensi yang dihasilkannya; operant conditioning melibatkan manipulasi dari konsekuensi/memanipulasi konsekuensi. Sebaliknya, respondent behavior dikontrol oleh stimuli antesedent (antecedent stimuli), dan respondent conditioning melibatkan manipulasi dari stimuli antesedent (manipulasi dilakukan pada stimuli antesedentnya).

Contoh:

Julio menyelesaikan kuliahnya pada jam 9.30 malam. Pada pukul 9.40 Jolio naik bis dan sampai ke rumah pada jam 10.00. Setelah turun dari bis, Julio masih harus berjalan melalui terowongan yang berada di bawah rel kereta api untuk menuju rumahnya. Karena sebagian besar lampu terowongan tersebut rusak/mati, maka jalan tersebut menjadi gelap. Sejak permulaan semester, beberapa kejadian di dalam terowongan telah membuat Julio kaget dan takut: tikus yang besar berkeliaran; beberapa remaja mengancamnya; dan tuna wisma yang berada di terowongan tersebut secara tiba-tiba melompat dan mencaci ke arahnya. Pada suatu kesempatan, Julio merasa bahwa jantungnya berdetak dengan cepat, ototnya menegang, dan nafasnya semakin cepat. Respon badan (bodily responses) ini berlangsung selama Julio berada di dalam terowongan, dan baru hilang ketika Julio telah keluar/melewati terowongan. Ketika di dalam terowongan, Julio akan mempercepat langkahnya atau berlari untuk dapat cepat keluar dari terowongan tersebut. Ini adalah contoh dari respondent behavior.

Respondent conditioning muncul/terjadi saat stimulus yang sebelumnya netral dipasangkan dengan US (stimulus netral dan US/unconditioned stimulus ditampilkan bersama-sama). Sebagai hasilnya, stimulus netral tersebut menjadi conditioned stimulus (CS) dan menimbulkan a conditioned response (CR) atau disebut juga UR. UR dan CR disebut sebagai respondent behavior. Respondent conditioning juga disebut classical conditioning (Rachlin, 1976) atau Pavlovian conditioning (Chance, 1988).


Pengaturan Waktu dari Neutral Stimulus dan US

Pengaturan waktu dari neutal stimulus (NS) dan US adalah hal yang penting jika respondent conditioning ingin berhasil. Idealnya, US harus segera muncul setelah NS terjadi.

Beberapa tipe dari respondent conditioning:

* Di delay conditioning, NS dimunculkan dan kemudian US dimunculkan sebelum NS berakhir. Contoh: pada pengkondisian kedipan mata. Delay conditioning muncul jika suara ‘klik’ dimunculkan dan siraman air diberikan sebelum suara ‘klik’ dihentikan.

* Trace conditioning mirip dengan delay conditioning, disini NS mendahului munculnya US, tapi pada kasus ini NS berakhir/berhenti sebelum US dimunculkan. Contoh pada pengkondisian kedipan mata. Trace conditioning muncul jika terapis memunculkan suara ‘klik’ dan segera setelah suara ‘klik’ dihentikan, terapis memunculkan siraman air.

* Di simultaneous conditioning, NS dan US dimunculkan secara bersama-sama (pada waktu yang sama). Contoh pada pengkondisian kedipan mata. Suara ‘klik’ dan siraman air dimunculkan bersama-sama.

* Di backward conditioning, US dimunculkan sebelum NS dimunculkan. Contoh pada pengkondisian kedipan mata. Siraman air dimunculkan sebelum suara ‘klik’ dimunculkan.


Higher-Order Conditioning

Higher-Order Conditioning muncul ketika sebuah stimulus netral dipasangkan dengan CS yang telah dibentuk mapan (already-established CS) dan stimulus netral tersebut berubah/menjadi CS. Contoh: cahaya disinarkan setiap kali suara “klik” air berbunyi (suara “klik” air sebelumnya telah menjadi CS yang mengakibatkan mata terpejam saat mendenganrnya) maka cahaya akan secepatnya menjadi suatu CS yang akan menimbulkan mata terpejam bahkan ketika suara “klik” air tidak muncul.


Conditioned Emotional Responses

Conditioned emotional responses (CERs) merupakan tipe dari CRs yang dihasilkan dari respondent conditioning. Proses respondent conditioning dan mengembangkan CSs untuk CERs yang positif (diinginkan) atau CERs yang negative (tak diinginkan). Contoh CERs yang negatif: kemunculan CSs menimbulkan rasa takut, marah, jijik, kerugian, maupun perasaan tidak menyenangkan yang lain. Sedangkan CERs yang positif: kemunculan CSs menimbulkan rasa senang, cinta, maupun perasaan yang diinginkan/menyenangkan.


Extinction dari Conditioned Responses

Extinction dari CR disebut respondent extinction, melibatkan presentasi berulang CS tanpa diikuti dengan presentasi/kemunculan US. Jika CS tetap muncul saat US tidak dimunculkan/tidak hadir, maka intensitas CR secepatnya menurun dan berhenti. Respondent extinction terjadi bilamana CS terjadi tanpa kehadiran US, dan sebagai hasilnya, CS tidak lagi menimbulkan CR. Contoh: Jika Pavlov tetap mempertahankan untuk menghadirkan suara dari metronome (CS) tapi tidak memasangkannya dengan pemberian meat powder (US), anjing mengeluarkan air liur yang semakin lama semakin berkurang, dan akhirnya anjing tidak mengeluarkan air liur sedikitpun ketika mendengar metronome.


Discrimination dan Generalization dari Respondent Behavior

Discrimination/diskriminasi pada respondent conditioning adalah situasi dimana CR dimunculkan oleh single CS (CS yang tunggal) atau CSs yang terbatas. Sedangkan generalization terjadi saat beberapa CSs yang mirip atau CSs meluas menghasilkan CR yang sama. Contoh: saat seseorang takut pada jenis tertentu atau pada jenis ras anjing tertentu, maka dapat dikatan bahwa discrimination muncul. Saat seseorang takut pada semua anjing (tanpa pengecualian) maka dapat dikatakan bahwa generalization muncul.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respondent Conditioning

Kekuatan dari respondent conditioning tergantung pada faktor yang berbeda (Pavlov, 1927), yaitu:

1. Intensitas dari US dan CS

Intensitas dari stimulus mempengaruhi efektivitas stimulus sebagai CS atau sebagai US. Pada umumnya, stimulus yang lebih intens lebih efektif sebagai US.

2. Hubungan temporal antara CS dan US

Untuk menjadikan conditioning lebih efektif, CS harus mendahului US.

3. Contingency antara CS dan US

Contingency antara CS dan US akan memiliki arti jika antara CS dan US dimunculnya secara bersama-sama dalam setiap percobaan.

4. Banyaknya/seringnya pemasangan/memasangkan

Walaupun satu kali pemasangan antara neutral stimulus dan US biasanya cukup untuk membangun/menjadikan neutral stimulus menjadi CS, namun biasanya, pemasangan berulang antara CS dan US akan menghasilkan pengkondisian yang lebih kuat/stronger conditioning.

5. Exposure sebelumnya terhadap CS

Sebuah stimulus akan lebih sulit untuk menjadi CS saat dipasangkan dengan US jika orang tersebut memiliki exposed (mengenal dengan baik) stimulus tersebut sebelumnya tanpa US.


Perbedaan antara Operant dan Respondent Conditioning

Respondent conditioning terjadi saat stimulus netral dipasangkan dengan US dan stimulus netral menjadi conditioned stimulus yang dapat memunculkan CR. Sedangkan operant conditioning terjadi saat sebuah tingkah laku diperkuat saat discriminative stimulus diberikan dan tingkah laku ini akan menjadi lebih sering muncul kembali saat discriminative stimulus diberikan.


DAFTAR PUSTAKA

Miltenberger, R.G. 2004. Behavior Modification Principles and Procedures Third Edition. United States of Amerika: Thomson Learning Academic Resource Center.

Irwanto, Elia, H., Hadisoepadma, A., Priyani, R.MJ., Wismanto, B.Y., dan Fernandes, C. 1994. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar