Kamis, 27 Mei 2010

EXTINCTION

Pengertian

Adalah hilangnya respons. Tingkah laku yang telah mengalami pengutan, pada beberapa saat/periode waktu tidak lagi diperkuat, dan oleh karena itu, tingkah laku tersebut berhenti untuk muncul. Extinction terjadi saat:
  • Sebuah tingkah laku sebelumnya telah diperkuat.
  • Tidak lagi mengakibatkan penguatan konsekwensi.
  • Dan, oleh karena itu, perhentian perilaku terjadi di masa dating.

Contoh:

Rae, terbiasa untuk minum kopi setiap pagi sebelum mengikuti perkulihan. Seperti biasa, Rae akan berhenti di sebuah mesin menyedia kopi, memasukkan koin ke dalam mesin, menekan tombol pada mesin, dan segelas kopi akan segera keluar/tersedia. Suatu hari, seperti biasa, Rea berhenti di sebuah mesin penyedia kopi, memasukkan uang, menekan tombol pada mesin, dan ternyata tidak ada yang terjadi (kopi tidak keluar). Ia menekan tombol lebih keras dan memukul/menendang/membanting bagian bawah mesin untuk beberapa waktu, akan tetapi ia tetap tidak mendapatkan kopi yang diinginkannya. Rea tidak mencoba untuk menggunakan mesin penyedia kopi itu lagi selama satu minggu, tapi suatu hari ia kembali mencoba menggunakan mesin itu lagi, dan ternyata kejadian yang sama kembali terulang. Akhirnya Rea tidak lagi menggunakan mesin penyedia kopi tersebut, Rea memilih untuk membeli kopi di took yang ada di jalan menuju sekolahnya.

Extinction Burst

Adalah peningkatan pada frekuensi, durasi, atau intensitas dari tingkah laku yang tidak diperkuat selama proses extinction. Extinction burst, yang melibatkan suatu peningkatan di (dalam) perilaku yang tidak diperkuat atau kejadian baru ( dan kadang-kadang emosional) pada suatu periode waktu yang cepat, adalah suatu reaksi alami untuk penghentian penguatan. Peningkatan frekuensi, jangka waktu, atau intensitas dari tingkah laku tidak diperkuat – atau perilaku baru yang terjadi selama extinction – mungkin diperkuat, dan [dengan] begitu extinction burst merupakan tujuan berharga.

Ketika sebuah tingkah laku tidak lagi diperkuat, akibatnya mungkin akan mengikuti:
  • Tingkah laku akan segera meningkat frekuensi, durasi, atau intensitasnya.
  • Tingkah laku baru mungkin terjadi.
  • Respon yang emosional atau tingkah laku agresif mungkin terjadi.

Contoh:

Saat Rae tidak mendapatkan kopi yang diinginkan (dengan sekali menekan tombol pada mesin kopi yang biasa ia gunakan), Rae menekan tombol tersebut berulang-ulang (peningkatan frekuensi) dan kemudian terus mencoba menekannya dengan lebih keras lagi (peningkatan intensitas) sebelum akhirnya menyerah. Rae tidak hanya menekan tombol pada mesin pembuat kopi saat kopi tidak keluar tetapi juga memencet tombol keluar uang dan mengguncang-guncang mesinnya (tingkah laku baru terjadi). Karena peristiwa ini, bisa saja Rae menunjukkan kemarahannya dan mengomel atau bahkan menendang mesinnya (respon emosional terjadi).


Spontaneous Recovery

Salah satu karakteristik dari extinction adalah bahwa tingkah laku dapat muncul kembali setelah beberapa waktu tidak muncul. Hal ini disebut sebagai spontaneous recovery. Spontaneous recovery adalah kecenderungan alami perilaku untuk terjadi lagi di (dalam) situasi yang serupa dengan situasi dimana extinction belum terjadi (Chance, 1988; Zeiler, 1971). Contohnya: Seorang anak yang kembali menangis di tengah malam (untuk mendapatkan perhatian) setelah sebelumnya telah terjadi extinction. Jika ia tidak mendapatkan perhatian dari tangisan itu, maka ia tidak akan lagi menangis di tengah malam untuk waktu yang lama. Namun demikian jika tingkah lakunya ini (kembali menangis di tengah malam – spontaneous recovery) saat ini mendapatkan penguatan, maka effek dari extinction akan hilang.


Konsep yang Salah Tentang Extinction

Konsep yang salah mengenai extinction adalah mengartikan extinction sebagai mengabaikan tingkah laku. Extinction berarti memindahkan reinforcer untuk suatu perilaku. Abaikan perilaku masalah berfungsi sebagai extinction hanya jika perhatian [itu] adalah reinforcer.

Contoh:

Seorang yang mencuri pakaian di toko, diperkuat dengan berhasil mendapatkan barang curian yang ada di toko. Jika salaspeople di toko mengabaikan perilakuorang tersebut, maka hal ini tidak akan menyebabkan perilaku itu untuk berhenti. Pengabaian terhadap tingkah laku ini tidak dapat dikatakan sebagai extinction.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Extinction

1. Jadwal penguatan sebelum extinction

Jadwal penguatan ikut menentukan apakah hasil extinction akan menurunkan tingkah laku secara cepat atau perlahan-lahan. Pada pemberianan/penjadwalan reinforcement yang kontinyu, setiap saat target perilaku tercapai maka reinforcement diberikan; sedangkan dalam penjadwalan pemberian reinforcement yang intermittent (berselang-seling), tidak setiap kali perilaku target tercapai maka akan diberi pengutan. Saat tingkah laku secara kontinyu diperkuat (dengan penjadwalan reinforcement yang kontinyu), maka tingkah laku tersebut akan menurun secara cepat saat reinforcement/penguat dihentikan. Di sisi yang lain, saat tingkah laku diperkuat dengan penjadwalan yang berselang-seling, maka tingkah laku tersebut akan menurun lebih perlahan saat reinforcement/penguat dihentikan. Hal ini terjadi karena perubahan dari reinforcement ke extinction menjadi sangat berbeda (discriminable) ketika tingkah laku diperkuat setiap kali dibandingkan dengan tingkah laku yang hanya diperkuat sesekali.

2. Kejadian penguatan setelah extinction

Jika reinforcement/penguatan muncul saat proses extinction, hal ini membuat penurunan tingkah laku menjadi lama dan sulit. Hal ini

1 komentar: